Umum

Dalam ajang paling bergengsi Olimpiade Sains Nasional (OSN) yang telah diselenggarakan tanggal 11 Februari 2015, SMA Negeri 2 Bondowoso meraih 21 kategori kejuaraan dari 27 kategori yang disediakan dari 9 Mata Pelajaran OSN. Dengan perasingan yang ketat, serta diikuti oleh seluruh SMA Negeri dan Swasta se Kabupaten Bondowoso, SMA Negeri 2 Bondowoso berhasil meraih kejuaraan sebagai berikut:

Baca Selanjutnya: 21 Gelar Olimpiade Sains Nasional Kabupaten Bondowoso

Setelah satu tahun bertugas dan mengabdi sebagai ketua dan pengurus OSIS serta Ekstrakurikuler di SMA Negeri 2 Bondowoso, dan melalui pemilihan umum langsung, maka pada upacara hari Senin, dilakukan serah terima jabatan pengurus OSIS dan ekstrakurikuler tahun 2013/2014 ke pengurus 2014/2015.

Upacara berlangsung tertib dan hikmat dengan pembina upacara bapak Drs. Sutikno, MM yang merupakan kepala SMA Negeri 2 Bondowoso.

Baca Selanjutnya: Serah Terima Pengurus OSIS dan Ekstrakurikuler

Pada HUT RI ke 68 dan Hari Jadi Bondowoso ke 194. SMAN 2 Bondowoso juga mengikuti beberapa lomba yaitu lomba gerak jalan, dan berpartisipasi dalam mobil hias dengan menjadi pasukan pembawa bendera merah putih dan mengirimkan unit mobil hias bersama SMA Negeri / Swasta.

Dalam gerak jalan, SMA Negeri 2 Bondowoso mengirimkan 2 pleton pasukan putra dengan nomor urut 76 dan pleton putri bernomor urut 226 yang memakai seragam putih abu-abu khas SMA. Pasukan gerak jalan putra dan putri SMADA sukses melalui rute yang ditentukan.

Baca Selanjutnya: Gerak Jalan & Pawai Mobil Hias

Pawai Budaya 2013. Dalam rangka HUT RI ke 68 dan Harjabo (Hari Jadi Bondowoso) ke 194, Kabupaten Bondowoso mengadakan sebuah acara Pawai Budaya yang diikuti oleh SMA Negeri 2 Bondowoso sebagai salah satu sekolah di Bondowoso.

SMA Negeri 2 Bondowoso mengikuti pawai budaya dengan tema yang dibawa yaitu "Kemantan Toddhuk" sebuah tradisi Madura yang dulu pernah marak di Bondowoso, dan kini mulai ditinggalkan. Kemantan Toddhuk adalah acara yang digelar oleh seseorang yang ingin melaksanakan pesta pernikahan/perkawinan tetapi tidak memiliki anak. Jadi mereka meminjam putra/putri dari tetangganya untuk dijadikan kemanten (pengantin) dan mengadakan pesta perkawinan.

Baca Selanjutnya: Pawai Budaya 2013